DAMPAK PEMBATASAN BBM
Musibah berupa bencana alam yang bertubi-tubi melanda negri akhir-akhir ini melumpuhkan gerak sendi-sendi perekonomian dan berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Kerugian yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat adalah berkurangnya produksi beras dan kenaikan harga sembako,barang-barang dan jasa.Termasuk kebutuhan pokok lain produki dunia perindustrian berkurang pula karena lumpuhnya kegiatan kibat bencana tadi.
Ancaman krisia tersebut ditanggulangi pemerintah dengan program stabilisasi harga.Tapi program yang dimaksud untuk meringankan beban ekonomi rakyat itu bukan tidak mungkin justru menimbulkan akibat sebaliknya memperberat impitan yang mendera kehidupan rakyat.Pemikiran ini di landasi kebijakanyang ditetapkan pemerintah.Dana Rp 20 triliun untuk mendukung program tersebut sebelumnya diperuntuhkan bagi subsidi BBM jenis minyak tanah,solar, dan premium Rp 10 triliun serta subsidi listrik Rp1 0 triliun.
PEMBATASAN PEMBELIAN
Pemerintah berencana membatasi pembelian solar dan premium dengan kartu kendali. Berapapun pembatasan pembelian solar dan premium untuk kendaraan angkutan umum dan barang yang ditetapkan nanti,barang dan jasa produksi dunia perindustrian akan berkurang karena pembengkaknya biaya produksi.Sebab,untuk mencukupi keperluan bahan bakar kendaraan operasional , produsen terpaksa membeli pertamax yang harganya lebih mahal dripada premium.
Program membatasi dan premium bersubsidi itu justru mengkibatkan bertambah langkah dan melonjaknya harga kebutuhn pokok masyarakat.Penympe itu paling-paling hanya sebatas pada kestabilan harga yang masih di atas jangkaun daya beli masyrakat.Dengan demikin,kemakmuran rakyat yang sehrusnya di wujudkan menggunakan minyak bumi yang merupakan sebagian dari kekayaan lm kin juh dri keenytn.Lebih-lebih klu di perhitungkn dmpk yng timbul dri pengurngn listrik dan konfrensi minyak tanah keg s yng sebelumy juga di tetepkan yang di lengkapi krtu kndli pembelin minyk tnh dengn timbulny sederetn bencn lm plus krisis dengn minus subsidi BBM dengn dmpk trsebut,lengkplh musibh yng kini melnd negri ini yng semkin menjuhkn mnt undng undng dsr 1945 untuk memkmurkn rakyat.
Mnt undng-undng dsr untuk memkmurkn rkyt dengn kekyn lm yng terkadung di dalam bumi itu terlupakan.Penggagas kebijakan pengurangan subsidi BBM dengan membatasi pembelian BBM seprtinya terpaku pada pemikiran hanya memperkecil dana yang semula di peruntukkan subsidi bahan bakar, tanpa memperhitungkan dampaknya.
Sering dengan terus meningkatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai lebih U$$ 140 per barel, meningkatkan pula harga seluruh Janis BBM, bilateralnya premium. Sebab,bahan bakar ini disuling dari petroleum impor yang harganya terus meningkat itu.
Mahalnya harga BBM logikanya bisa di tanggulangi dengan merenovasi instalasi penyulingan sedemikian rupa sehingga dapat menyuling petroleum domestic. Namun demikian, harga BBM dapat menurun dan dapat di tekan yang terjangkau oleh masyarakat tanpa subsidi lagi. Menurunnya harga BBM dengan sendirinya menurunkan pula biaya produksi yang kemudian juga menurunkan harga barang-barang dan jasa termasuk kebutuhan pokok masyarakat.
Pakar-pakar teknologi peminyakan tentunya berpotensi merenovasi instalasi penyuling`n tersebut, kalau pemerintah memang berkehendak politik demikian.Kalau tidak, bisa mengundang pemikiran miring, apakah “ada udang di balik batu” yang berkaitan dengan kesan pemarginalan pengetahuan masyarakat luas tentang seluk beluk BBM,dengan motivasi perolehan keuntungan ilegal bagi pihak –pihak tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar